1. Pendahuluan
Beberapa organisasi hanya dapat bertahan jika mereka menghindari adanya konflik dengan masyarakat. Disini peran pemerintah daerah menjad penting.Pemerintah daerah sebagai sector public harus selalu meneliti dengan cermat kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya yang terkait dengan aktivitas komersial. Industri-industri modern mengetahui bahwa mereka harus menyediakan teknologi yang dibutuhkan masyarakat. Oleh sebab itu perubahan keinginan merupakan bagian integral bagi beberapa perusahaan. Setelah Perang Dunia II, produksi menjadi prioritas yang lebih tinggi daripada perlindungan lingkungan. Sekarang, prioritas keduanya harus saling melengkapi.
Beberapa perusahaan akan berhati-hati terhadap permintaan dari masyarakat luas. Mereka tidak hanya melihat keuntungan tahun ini tetapi harus juga terhadap rencana perubahan pada tahun – tahun berikutnya agar dapat bertahan dalam waktu yang lama. Salah satu perubahan terjadi adalah “kualitas lingkungan” dan “pembangunan berkelanjutan”. Oleh karena itu, terdapat tiga tahap yang mestinya dicermati yaitu:
- Penjaminan keamanan produk dan proses
- Optimasi kualitas lingkungan
- Mendapatkan persetujuan masyarakat
2. Penjaminan Keamanan Produk dan Proses
Perusahaan – perusahaan penghasil suatu produk sering menghadapi kenyataan bahwa konsumennya tidalah seahli pekerjanya dalam menangani keamanan produk. Oleh sebab itu kepekaan produsen untuk mencantumkan cara-cara aman bagi penggunaan produk merupakan salah satu cara pencegahan kesalahpahaman dalam penggunaan produk. Yayasan Lembaga Konsumen juga memiliki andil yang cukup besar untuk memberikan penyadaran pada konsumen dan produsen tentang keamanan dalam penggunaan produk sebagai kerusakan atau bahaya yang tak dapat diperbaiki dapat dihindari. Sebagai contoh pada tgl 26 November 2011 BPOM melarang peredaran 22 merk kopi karena mengandung bahan berbahaya bagi konsumennya.
Keamanan lingkungan dievaluasi menggunakan metode penilaian lingkungan yang telah disepakati. Di Indonesia misalnya dikenal AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Pada dasarnya penilaian keamanan terdiri dari beberapa tahap. Mula pertama dilakukan penentuan secara laboratorium atau percobaan lapang pengaruh – pengaruh lingkungan apa saja yang dapat terjadi. Pengaruh ini dapat berupa toksisitas terhadap binatang dan tumbuhan serta pengaruhnya bagi perubahan lingkungan.
Ahli – ahli lingkungan akan mengubah data laboratorium ini mengenai konsentrasi yang diperkenankan yang tidak memiliki pengaruh bagi lingkungan. Secara simultan juga dideterminasi bahan – bahan akhir apakah yang bersifat mudah dirombak baik secara biologis ataupun fisis seperti hidrolisis dan rekasi-reaksi lainnya di lingkungan.
Bersama-sama dengan pendugaan jumlah yang digunakan dalam produksi, konsentrasi cemaran yang mungkin terjadi di lingkungan yang berada di bawah ambang batas. Akhirnya, membandingkan kedua konsentrasi. Jika konsentrasi yang dihasilkan tidak menyebabkan perubahan lingkungan yang berarti maka pendirian industry dapat dilakukan.
10.3. Optimasi Kualitas Lingkungan
Bagaimana melakukan determinasi jika perubahan produk, kemasan dan prose mengubah keuntungan lingkungan? Untuk memaknainya maka dikembangkanlah Life- Cycle Assessment (LCA). Disini tidak menyediakan jawaban sederhana dengan ya/tidak, tetapi menghasilkan informasi kuantitatif dan factual.
LCA ini akan membantu mengidentifikasi kesempatan untuk perbaikan; LCA dapat membandingkan dua opsi program yang akan dikembangkan sehingga dapat membantu pengembangan teknologi yang akan digunakan. LCA umumnya digunakan sebagai alat bantu pembanding. Lebih tepatnya, LCA adalah metode untuk:
- Menghitung konsumsi energy dan yang dilepaskan ke lingkungan yang disebabkan oleh produk (tahap inventory)
- Mengevaluasi dampak lingkungan terhadap yang dilepaskan
- Melihat penilaian masyarakat pada dampak
LCA adalah prosedur penghitungan lingkungan secara holistic yang mana kuantitas dan evaluasi semua limbah yang dikeluarkan ke lingkungan, energy dan bahan yang dikonsumsi melalui masukan siklus hidup,dimulai dengan sumber bahan baku dari bumi melalui manufaktur dan distribusi ke konsumen pengguna dan pembuangan.
Terdapat beberapa keuntungan menggunakan metodologi LCA untuk memahami dan memperbaiki kualitas lingkungan dari pengemas,bahan baku dan produk total:
- Memungkinkan perusahan untuk mengidentifikasi kesempatan/peluang mereduksi limbah dan melakukan perbaikan secara kontinyu terhadap produk, kemasan dan proses.
- Mewakili potensi pendekatan keseusian pada semua elemen seperti pemerintah, DPR/DPRD, ilmuwan dan pemerhati lingkungan untuk memperbaiki kualitas lingkungan.
- Memungkinkan produsen memiliki bahan baku, sumber-sumber strategis dan opsi proses.
4. Inventory
Study LCA hanya dapat dimulai dengan suatu tujuan yang telah secara jelas dijabarkan. Distribusi tujuan tidak hanya mendeterminasi apa yang diinginkan yang tercakup dalam penilaian itu sendiri, tetapi juga menggunakannya untuk menghasilkan outcome. Pernyataan tujuan harus juga mencakup laporan akhir LCA.
4.1. Prinsip Dasar
Life-cycle inventory (LCI) menguji tahap besar pada kehidupan produk secara kuantitatif.
- Tambahan Bahan baku – semua sistem industry membutuhkan pasokan bahan baku. Apalagi proses ekstraksi dari bumi. Sebagai contoh pada penambangan minyak bumi, budidaya dan pemanenan pohon, penambangan mineral dan produksi peternakan.
- Manufaktur, prosesing, formulasi, distribusi dan transportasi – ini merupakan proses dan subproses yang dibutuhkan untuk mengubah bahan baku menjadi produk yang dapat digunakan konsumen
- Penggunaan, penggunaan ulang atau pemeliharaan – Penggunaan produk dapat menghasilkan konsumsi energy dan/atau pengeluaran limbah. Sebagai contoh, penggunaan ulang botol kaca membutuhkan pencucian terlebih dahulu. Proses pencucian ini membutuhkan energy dan menghasilkan deterjen yang terbuang ke saluran menuju fasilitas pengolahan limbah.
- Manajemen limbah – ini merupakan akhir dari alur tersebut, produk akan dibuang oleh konsumen. Bahan-bahan masuk ke dalam alur limbah padat yang mungkin di daur ulang, dibakar atau dibenamkan dalam tanah. Produk – prpduk yang dibuang ini harus diketahui mudah tidaknya mengalami biodegradasi di lingkungan.
Dua kunci informasi kuantitatif dari LCI adalah konsumsi energy dan generasi limbah. Sumber energy dapat berasal dari bahan bakar minyak, batubara, gas alam, air, kayu atau nuklir. Energi – energy tersebut dihitung untuk untuk tiga kategori yang berbeda:
- Energy untuk prosesing – energy yang dibutuhkan untuk pengubahan pda proses – proses khemis atau fisis bahan baku menjadi produk akhir yang dapat digunakan
- Energy untuk trasportasi – energy yang dibutuhkan untuk pemindahan secara fisik dari bahan baku, bentuk – bentuk intermediet dan produk akhir dari suatu tempat ke tempat lain menggunakan kapal, kereta, truk, pesawat dan sebagainya.
- Energy inheren – energy yang akan diperoleh jika bahan baku digunakan sebagai sumber energy
Kebutuhan energy dialokasikan dalam proporsi terhadap produk dank o-produk di dalam proses, biasanya berdasarkan berat produk. Dalam beberapa kasus, lebih tepat mendasarka pada kalkulasi terhadap ekuivalensi khemis atau termal daripada berat. Hal ini penting untuk mengalokasikan kebutuhan energy secara obyektif dan konsisten.