Bangsa Indonesia pada dasarnyaadalah bangsa yang mengkonsumsi beras bukan terigu. namun demikian, fakta menunjukkan dalam dua dekade ini terigu menjadi bagian menu yang penting dan sering tak terhindarkan. Kelas menengah ke atas mulai sering mengkonsumsi roti, sementara kelas menengah ke bawah dijejali dengan mie instant. inilah yang menyebabkan peningkatan konsumsi terigu meningkat sebesar 5 % pertahun sejak 2002.

Tingginya laju konsumsi terigu ini dipicu oleh gagalnya swa sembada beras dan diikuti dengan impor beras dari Vietnam.

Kita tidak mampu menghasilkan gandum karena iklim yang tidak sesuai lalu kenapa tubuh kita mencona menyesuaikannya?

kita gagal swa sembada beras tanpa tahu apa penyebabnya. dari tingkat menteri hingga peneliti tak tahu apa yang harus diperbuat untuk petani.

haruskah kita akan jadi tumpahan produk asing?

lalu apa yang akan kita lakukan?

akankah kita lebih membanggakan olahan terigu?

banyak produk lokal yang sebenarnya cocok untuk kehidupan kita, namun otak kita telah ditumpuki dengan atribut-atribut hebatnya produk impor dan mungkin kelak isi otak kita adalah impor.

mungkinkah kita hanya mampu mengekspor asap yang terbawa angin?

didakam hati dan otak kitalah semua jawaban itu ada