Nur Hidayat

Minggu ini kuliah Biologi Umum tentang invertebrate. Bingung mau menulis apa karena sangat beragamnya kelompok ini. Mau membahas udang, sudah banyak dikenal dan dinikmati. Saat mencoba merenung jadi ingat kemarin Ketika monev MF dibahas masalah yg ada yaitu migrasi belalang sehingga dapat menghabiskan tanaman jagung yang sedang tumbuh. Jumlah belalang yang mencapai ribuan tentunya sulit untuk diatasi. Mereka terbang seperti mendung yangs edang turun. Petani seringkali hanya pasrah melihat serangan tersebut.
Saat ini saya mencoba membahas sekilas tentang belalang
Belalang (Orthoptera: Acrididae) adalah salah satu serangga yang paling dikenal dan akrab di habitat darat di seluruh dunia. Mereka adalah herbivora yang dominan dan mewakili komponen padang rumput yang ada di mana-mana di seluruh dunia.
Di ekosistem padang rumput, belalang berkontribusi lebih dari setengah total biomassa arthropoda di lapisan rumput di atas tanah. Mereka memberikan dampak ekologis yang signifikan di padang rumput dalam hal siklus nutrisi dan menyediakan sumber nutrisi penting bagi invertebrata dan vertebrata, sehingga mendukung komponen biologis ekosistem lainnya.
Belalang juga bisa menjadi pemantau penggunaan lanskap yang sangat baik karena sensitif secara ekologis namun cukup mobile dan melimpah untuk dijadikan sebagai bioindikator.
Beberapa spesies belalang dianggap sebagai hama utama, terutama ketika secara berkala berkembang menjadi wabah lokal dan berskala besar, menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Beberapa hama serangga yang paling penting di seluruh dunia adalah belalang, yaitu belalang yang dapat membentuk kawanan migrasi yang padat dan menunjukkan fase polifenisme yang bergantung pada kepadatan.
Sementara banyak spesies belalang adalah hama, beberapa spesies bermanfaat, seperti Cornops aquaticum, yang telah digunakan sebagai agen biokontrol eceng gondok yang sukses di Afrika Selatan, dan Hesperotettix viridis, yang lebih suka memakan snakeweed rumput gulma yang dapat membahayakan ternak sapi dan lainnya.
Meskipun belalang sering dianggap berasosiasi dengan padang rumput, banyak spesies yang sebenarnya ditemukan di hutan tropis, semak belukar, gurun, lahan basah, dan daerah pegunungan di seluruh dunia. Misalnya, Urnisiella rubropunctata (Catantopinae) sangat beradaptasi dengan habitat berpasir di pedalaman Australia, di mana ia dapat menahan suhu tinggi dan menggunakan kaki tengahnya yang panjang untuk menyapu pasir ke tubuhnya untuk mengubur dirinya sendiri saat terancam.
Berikut diversitas Acrididae: (A) Anacridium aegyptium (Linnaeus, 1764) (Cyrtacanthacridinae), France; (B) Dactylotum bicolor Charpentier, 1845 (Melanoplinae), Mexico; (C) Kosciuscola tristis Sjöstedt, 1934 (Oxyinae), Australia; (D) Adimantus ornatissimus (Burmeister, 1838) (Copiocerinae), Argentina; (E) Calliptamus italicus (Linnaeus, 1758) (Calliptaminae), France; (F) Proctolabus mexicanus (Saussure, 1859) (Proctolabinae), Mexico; (G) Marellia remipes Uvarov, 1929 (Marelliinae), Colombia; (H) Paulinia acuminata (De Geer, 1773) (Pauliniinae), Colombia; (I) Acrida sp. (Acridinae), Vietnam; (J) Hylopedetes surdus Descamps & Rowell, 1978 (Rhytidochrotinae), Costa Rica; (K) Trimerotropis pallidipennis (Burmeister, 1838) (Oedipodinae), Mexico; (L) Stenopola puncticeps (Stål, 1861) (Leptysminae), Argentina; (M) Rhammatocerus pictus (Bruner, 1900) (Gomphocerinae), Argentina; (N) Abracris flavolineata (De Geer, 1773) (Ommatolampidinae), Costa Rica; (O) Hemiacris fervens Walker, 1870 (Hemiacridinae), Mozambique. Photo credits. A, E, I, N: Ruben Foquet; B, O: Ricardo Mariño-Pérez; C, J: Hojun Song; D, L, M: Maria Marta Cigliano; F, K: Paolo Fontana; G, H: Juan Manuel Cardona.
Pustaka:
Insect Systematics and Diversity, (2018) 2(4): 3; 1–25 doi: 10.1093/isd/ixy008