Hari ini Senin 29 Maret 2010 harian kompas memuat berita yang cukjup memprihatinkan. dalam berita itu disebutkan lebih dari 4000n bahasa lokal akan punah karena sudah tidak diajarkan lagi di sekolah.

Akankah kita kehilangan kekayaan budaya ini hanya karena ingin disebut sebagai bangsa yang modern?

Banyak SD yang telah mengajarkan bahasa Inggris dan melupakan bahasa lokal.

Adalah suatu pengakuan yang memprihatinkan ketika seorang wali kelas di sebuah sekolah di Jogja mengatakan tidak dapat berbahasa jawa ttermasuk kepala sekolahnya. sekolah sulit mencari guru bahasa jawa padahal penerimaan guru ini dibuka tiap tahun dan tanpa pendaftar.

Lebih parah lagi, orang tua juga protes ketika anaknya dapat PR bahasa Jawa dengan alasan ia tidak bisa.

Yah… kita memang lebih bangga bisa bahasa Inggris daripada bahasa lokal.

Pejabatpun lebih nyaman memakai jas saat acara resmi daripada memakai batik. Lihatlah dalam setiap undangan, ditulis memakai pakaian resmi (jas).

bangsaku mungkin akan lupa ada dimana ia.

Orang Jawa lupa jawanya.

Orang Bali akankah juga lupa bahwa Bali juga Indonesia?

semoga kekhawatiranku ini tidak terjadi.