• Home
  • materi kuliah
    • mata kuliah s1
      • Mikrobiologi Pangan
      • Pengembangan kepribadian
      • Semester ganjil
      • semester genap
    • mata kuliah S2
      • Bioremediasi
      • bioteknologi agroindustri
      • Biotransformasi
      • metabolit sekunder
      • Perlindungan lingkungan
    • Mata Kuliah S3
      • Hilirisasi Produk Bioteknologi
  • Profil
    • Akhirnya
    • KKNI TIP
      • Deskripsi level 6 (S1) TIP
      • Deskripsi Level 8 KKNI
      • Deskripsi level 9
    • Publikasi Nur Hidayat
      • Jurnal
      • Materi Pelatihan
      • webinar
  • Sanitasi Industri
  • Teknologi Limbah

Teknologi Industri Pertanian

Nur Hidayat

Feed
  • Hari Kopi Internasional, Aroma kopi lebih nikmat dari bau politik

    Oct 2nd 2020

    By: nurhidayat

    No comments

    Tak terasa hari kopi internasional terlewatkan begitu saja. Jangan-jangan para penikmat kopi juga lupa karena saking nikmatnya. Hari Kopi Internasional di negara kita tertutupi oleh diskusi tentang PKI yang menurut saya diskusi tadi lebih banyak berbau politik kelompok, terlihat dari pro dan kontra. tergantung medianya pro yang mana.

    Kopi dinikmati bukan dari baunya seperti politik tapi dari aromanya. beda ya baud an aroma? katanya bau bernada negative sedang aroma berkonotasi positif. marilah kita bicara yang positif-positif saja ya.

    Kualitas kopi terutama dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi produk akhir, seperti faktor fisik (ukuran, warna, dan biji cacat) dan faktor kimia (senyawa kunci yang dikaitkan dengan kualitas, seperti asam organik, gula, dan senyawa aromatik). Komponen aromatik sangat penting dalam kopi karena merupakan unsur utama pengalaman sensorik minuman kopi. Dengan demikian, rasa yang berbeda dan kompleksitas tinggi digunakan sebagai parameter dalam karakterisasi kopi.

    Faktor-faktor, seperti asal geografis, iklim, spesies, metode panen, pemrosesan, dan penyimpanan, juga mempengaruhi kualitas akhir produk. Selama pemrosesan pasca panen, fermentasi terkontrol membantu meningkatkan kualitas sensorik kopi. Penggunaan mikroba starter dapat menunjukkan perilaku yang berbeda bergantung pada varietas kopi dan cara pengolahannya, sehingga menghasilkan minuman dengan karakteristik sensorik yang berbeda dan positif, karena adanya enzim ekstraseluler dan asam organik yang dihasilkan oleh fermentasi khamir. Metabolisme khamir dapat menyebabkan hidrolisis makromolekul, menghasilkan prekursor aroma yang penting, seperti gula pereduksi, asam amino, dan asam klorogenat.

    Evaluasi senyawa volatil dan non-volatil dalam kopi secara langsung mempengaruhi kualitas sensorisnya, dan sangat penting untuk menentukan kualitas akhir produk. Pekerjaan ini menunjukkan bagaimana asam organik primer dan profil senyawa volatil dipengaruhi oleh empat spesies ragi berbeda yang diinokulasi dalam buah kopi, sebelum fermentasi; Akibatnya, hal ini juga berdampak pada kualitas sensorik kopi. Beberapa mikroorganisme menghasilkan pektinase dan metabolit, yang sangat diperlukan untuk pengasaman dan hidrolisis lendir yang mengandung pektin.

    Keasaman merupakan atribut penting kualitas kopi yang dikombinasikan dengan rasa manis, pahit, dan aroma. Asam sitrat, malat, dan suksinat secara alami ada dalam buah kopi yang belum diproses, dan dipertahankan selama fermentasi. Bersama dengan asam klorogenat dan asam kuinat, mereka dianggap sebagai asam utama dalam biji kopi hijau, mendukung karakteristik sensorik kopi.

    Meskipun konsentrasi beberapa asam organik menurun pada akhir fermentasi, hal ini mungkin tidak berkorelasi dengan keasaman yang dirasakan oleh perasa yang dilatih. Selama proses pemanggangan, beberapa reaksi terjadi dan asam lainnya dapat terbentuk. Enzim ekstraseluler dan asam organik yang dihasilkan dari fermentasi khamir dapat menyebabkan hidrolisis makromolekul yang menghasilkan prekursor penting dari aroma, seperti pengurangan gula, asam amino, dan asam klorogenat. Dengan demikian, metabolit sekunder yang dihasilkan selama fermentasi dapat dikaitkan dengan aroma kopi setelah disangrai.

    Selama proses fermentasi, banyak senyawa dengan berat molekul rendah, seperti ester, alkohol tinggi, aldehida, dan keton, juga dapat diproduksi, dan berbagai molekul dapat dihasilkan melalui metabolisme karbon dan nitrogen dari fermentasi beberapa spesies ragi, yang mempengaruhi aromanya.

    Banyak senyawa yang ditemukan, seperti feniletil alkohol dan linalool, ada dalam kopi hijau dan biji sangrai, dan mereka bertanggung jawab atas karakteristik sensorik minuman, seperti rasa jeruk (jeruk, lemon). Senyawa, seperti heksanal, 1-heksanol, 2-heptanol, benzil alkohol, dan benzaldehida, ada dalam kopi hijau, tetapi hilang selama penyangraian. Namun, mereka mungkin terkait dengan pembentukan senyawa volatil lainnya.

    Dengan pengecualian 2-fenil-2-butenal, tidak ada senyawa lain yang termasuk dalam kelompok aldehida fungsional yang terdeteksi setelah pemanggangan. Beberapa senyawa, seperti nonanal, 2-nonenal, benzaldehyde, decanal, dan hexadecanal, ditemukan pada akhir fermentasi, dan mungkin merupakan produk dari proses fermentasi. Aldehida yang dihasilkan selama proses pembuangan lendir kopi merupakan prekursor penting dalam pembentukan senyawa aromatik, seperti alkohol dan ester yang lebih tinggi, melalui aktivitas alkohol dehidrogenase. Selain itu, beberapa aldehida dengan aroma aktif dapat dilepaskan dari sel ragi selama apoptosis dan kejadian menyebar di dalam biji kopi, mempengaruhi aroma buah dan bunga dalam minuman kopi.

    Banyak alkohol, seperti 2,3-butanediol, 2-heptanol, phenylethyl-alcohol, dan benzyl alcohol, terdeteksi setelah fermentasi, tetapi menghilang setelah disangrai. Alkohol ini mungkin diproduksi oleh khamir dari senyawa sintesis asam amino antara, seperti asam oksi, dan mungkin terkait dengan pembentukan ester, yang terjadi melalui reaksi esterifikasi antara asam lemak dan molekul alkohol. Pembentukan ester dapat berkontribusi pada catatan sensorik bunga dan buah, dan penggunaan khamir, yang berpotensi meningkatkan kandungan kelompok fungsional ini, dapat berdampak positif pada kualitas kopi.

    Selama penyangraian kopi, terbentuk senyawa-senyawa penting seperti pyradine, pyrazine, dicarbonyl, thiazole, ester dan pyrrole. Senyawa-senyawa tersebut terbentuk dari reaksi Millard dan berkontribusi pada aroma kopi.

    food, kopi

    aroma, kopi

  • Kontaminasi Lewat Udara

    Sep 29th 2020

    By: nurhidayat

    No comments

    Kontaminan makanan diklasifikasikan sebagai zat asing baik yang berasal dari fisik, kimia maupun biologis. Mikroorganisme mungkin bertanggung jawab atas wabah penyakit terkait makanan atau pembusukan makanan. Umumnya, jalur utama kontaminasi makanan oleh mikroorganisme adalah melalui kontak permukaan, melalui personel atau melalui udara. Karyawan dapat mentransfer mikroorganisme baik secara langsung (dari tubuhnya ke produk makanan) maupun tidak langsung (mentransfer kontaminasi dari satu area / permukaan ke area lain).

    Alat yang kontak makanan (misalnya, peralatan, perkakas, meja kerja, sabuk konveyor) maupun permukaan yang tidak bersentuhan dengan makanan (misalnya, saluran air, pipa utilitas, peralatan pemeliharaan, bangunan, dan area yang jauh dari produksi seperti lorong, pintu masuk, dan fasilitas kesejahteraan) dapat  dapat menjadi sumber mikroorganisme.

    Di area berisiko tinggi, misalnya setelah perlakuan panas terakhir sebelum diisi dan dikemas, produk makanan (misalnya minuman) rentan terhadap kontaminasi ulang. Di fasilitas produksi susu, operasi pengeringan semprot dan penggilingan telah dilaporkan sebagai cara yang memungkinkan untuk transfer mikroba, sehingga penyebaran patogen melalui ventilasi kemungkinan terjadi. Untuk mengatasi risiko biokontaminasi udara di ruang pengisian, filter udara harus diganti secara teratur, dan tekanan udara positif harus diterapkan.

    Faktor lain yang dapat berkontribusi terhadap transfer mikroba ke makanan, yaitu, bahan baku, bahan, hama, air, kondisi pemrosesan, bahan pengemas, kendaraan pengangkut, desain pabrik, zonasi yang buruk, saluran terbuka, serta operasi pembersihan basah dan kering dengan menyikat, yang seringkali menghasilkan bioaerosol dalam bentuk tetesan air atau debu kering.

    Jika prosedur pembersihan dan disinfeksi tidak dilakukan dengan cara yang benar, residu tanah organik dan anorganik dapat tertinggal, dan selanjutnya pembusukan makanan dan bakteri patogen dapat menciptakan lingkungan yang sesuai untuk pengembangan biofilm. Dalam berbagai industri makanan, biofilm telah menjadi tantangan.

    Tindakan tambahan dalam pengelolaan pengolahan pangan seperti pemilihan bahan yang tepat, kondisi penyimpanan pangan, pemeliharaan tanaman dan penyaringan udara merupakan cara yang efisien dalam rangka menjaga atau meningkatkan keamanan pangan. Kontribusi relatif dari faktor-faktor ini bervariasi sebagai fungsi dari sektor pangan.

    Suspensi partikel padat atau cair mikroskopis di udara didefinisikan sebagai. Yang berdampak besar di sektor makanan dikenal sebagai bioaerosol dan terdiri dari zat hidup dengan diameter hingga 50 μm. Ini mungkin termasuk bakteri, spora jamur dan khamir. Memang, meski jarang didokumentasikan, kontaminasi fag juga dapat terjadi melalui aerosolisasi.

    Virus dapat ditemukan pada partikel aerosol dengan berbagai ukuran, mulai dari kisaran submikrometer hingga puluhan mikrometer dengan diameter aerodinamis. Hampir semua mikroorganisme yang ada dalam bioaerosol mudah ditranslokasi oleh aliran udara, tetapi reproduksi mereka jarang terjadi di udara karena kurangnya kelembaban dan nutrisi. Meskipun sensitif terhadap kondisi lingkungan, patogen makanan juga dapat bertahan hidup di udara, misalnya terkait dengan partikel debu.

    Selain itu, kontaminasi dari khamir dan jamur yang ada di udara dapat mempengaruhi kualitas dan umur simpan produk makanan. Bioaerosol dari industri makanan adalah campuran dari banyak spesies mikroorganisme termasuk bakteri endospora dan eksospora (misalnya, Bacillus, Clostridium), sel vegetatif terutama dari bakteri Gram positif (misalnya, Micrococcus, Staphylococcus), jamur (misalnya Penicillium, Cladosporium, Alternaria, Fusarium) serta khamir (misalnya, Saccharomyces, Torulaspora, Hanseniaspora, Pichia).

    Mikroorganisme aerosol dapat bertahan dalam tetesan yang berasal dari aerosolisasi penyemprotan / percikan air selama pemrosesan makanan atau proses sanitasi. Dalam kasus ini, mikroorganisme tumbuh dalam media cair, seperti produk tumpah, air bilasan atau air limbah, yang kemudian menjadi aerosol. Mikroorganisme di udara dapat menempel pada produk makanan, peralatan, wadah dan permukaan kontak makanan lainnya selama penanganan. Titik mana pun di mana produk makanan terpapar udara merupakan jalur yang memungkinkan terjadinya kontaminasi melalui udara.

    Industri makanan menyadari bahwa pemantauan aerosol menjadi suatu keharusan dalam praktik pengendalian kualitas standar. Umumnya, fokus utama ditujukan pada total mikroorganisme yang layak daripada jumlah partikel total. Pemantauan udara dapat dimasukkan sebagai bagian dari sistem HACCP dalam industri makanan.

    Fungsi pemantauan bioaerosol terdiri dari:

    • menjadi langkah dasar untuk pencegahan;
    • menerapkan tindakan proaktif untuk meminimalkan fenomena kontaminasi silang, yang merupakan kontributor utama wabah yang ditularkan melalui makanan;
    • mematuhi persyaratan hukum atau pedoman yang menyatakan bahwa udara di sektor pangan harus dikendalikan tanpa menetapkan metodologi atau standar minimum yang dapat diterima;
    • menemukan potensi sumber kontaminasi baru setiap kali penerapan struktural telah diterapkan, dan kemudian melakukan tindakan korektif yang sesuai;
    • mengumpulkan data epidemiologi, mungkin dengan maksud untuk menetapkan batas terpaan di tempat kerja

    Sumber: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0924224418308781

    food, mikrobiologi

    biaoerosol, kontaminasi, mikrobiologi, pangan, udara

  • Perkembangan moralitas pada indvidu

    Sep 28th 2020

    By: nurhidayat

    No comments

    Studi tentang moralitas telah menarik minat para peneliti selama beberapa dekade, namun definisi terpadu dari konstruksi tersebut masih belum ada. Beberapa berpendapat bahwa moralitas mengacu pada kode etik universal yang berlaku untuk semua orang dan semua individu yang rasional mematuhinya, sedangkan yang lain berpendapat bahwa moralitas bersifat individualistis dan menggambarkan kode perilaku yang diterima oleh individu. Memang mungkin untuk membuat konsep bagaimana kedua definisi moralitas itu benar. Misalnya, tabu yang tersebar luas seperti inses tampaknya menunjukkan bahwa ada perilaku tertentu yang secara universal dianggap salah secara moral. Namun, kontroversi luas seputar sejumlah masalah termasuk aborsi dan kematian yang dibantu dokter menunjukkan perbedaan individu dalam pengertian orang tentang apa yang tidak bermoral dan apa yang tidak.

    Penalaran moral berkaitan dengan bagaimana individu sampai pada keputusan tentang bagaimana mereka seharusnya berperilaku. Studi tentang penalaran moral dapat ditelusuri kembali ke perspektif perkembangan kognitif Piaget tentang penilaian moral (1932). Piaget menguraikan teori tahap moral di mana anak-anak dianggap mengembangkan rasa identitas moral dari dua sumber. Tahap pertama yaitu tahap heteronomous, anak mengembangkan orientasi terhadap moralitas melalui hubungan dengan orang tua. Karena sifat tidak seimbang dari hubungan ini, otoritas orang tua dikatakan menghasilkan batasan moralitas. Dengan demikian, anak mengembangkan perspektif moral yang mengurangi kewajiban moral untuk mematuhi instruksi orang tua.

    Ketika anak-anak memasuki lingkungan pendidikan formal dan mulai berinteraksi lebih luas dengan kelompok sebaya, perkembangan moral berkembang ke tahap berikutnya, otonomi. Orientasi otonom terhadap moralitas muncul ketika seorang anak belajar kesetaraan dan saling menghormati melalui negosiasi dan resolusi konflik dengan teman. Dengan demikian, otonomi menghasilkan moralitas kerja sama karena hubungan anak-teman berada pada keseimbangan kekuasaan (berbeda dengan hubungan anak-orang tua). Jenis hubungan ini memungkinkan individu untuk mengembangkan rasa kewajiban moral yang berpusat pada kerja sama dan timbal balik.

    Tahapan tiga dan empat merupakan tingkatan konvensional, dan mencerminkan perkembangan moral anak usia sekolah. Pada titik perkembangan ini, harapan keluarga dan nilai-nilai nasional mulai menjadi faktor dalam pengambilan keputusan saat individu mencapai masa remaja. Kohlberg menyarankan bahwa individu mulai menerima norma sosial tidak hanya untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat, tetapi karena rasa kesetiaan dan dukungan. Secara khusus, individu pada tahap ketiga menganggap perilaku sebagai baik atau buruk berdasarkan bagaimana orang lain melihatnya. Dengan demikian, Kohlberg berpendapat bahwa individu akan mencoba untuk menyesuaikan dengan harapan konvensional yang melekat pada peran sosial mereka (misalnya, stereotip laki-laki-perempuan yang baik).

    Tahap empat didominasi oleh perluasan ekspektasi, untuk memasukkan sistem kemasyarakatan seseorang. Dengan demikian, tahap empat dapat dianggap sebagai orientasi hukum dan ketertiban. Melakukan “hal yang benar” dianggap melakukan apa yang diperlukan untuk memelihara ketertiban sosial. Menghormati otoritas dan melaksanakan “kewajiban” seseorang untuk mendukung institusi sosial merupakan komponen penting dari tahap perkembangan moral ini. Oleh karena itu, tingkat pra-konvensional difokuskan pada kepentingan pribadi, sedangkan tingkat konvensional lebih menekankan pada hubungan sosial dan masyarakat itu sendiri.

    Tahap lima menekankan hak individu dan proses demokrasi, yang memberi setiap orang suara dalam tatanan sosial. Penalaran pada tahap lima ditandai dengan pertimbangan dari perspektif hukum dan moral. Kohlberg berpendapat bahwa tahap ini paling umum terjadi di kalangan remaja.

    Tahap terakhir dari perkembangan moral biasanya tidak tercapai sampai dewasa, dan berfokus pada hak asasi manusia universal dan kesetaraan serta penghormatan terhadap semua orang. Ini menggambarkan rasa universal dari kewajiban moral, yang menuntun seseorang untuk terus memantau moralitasnya.

    Sumber: https://reader.elsevier.com/reader/sd/pii/S0191886915005449?token=C372DDFE3CCD62C3549273FA1CAAE848403A157075BC88AFC80AD9EBF1CC46DA2BC511F0E164503997C09281DDC33A79

     

    etika

    etika, individu, moral

  • Apa Itu Foodomics?

    Sep 21st 2020

    By: nurhidayat

    No comments

    Foodomics didefinisikan sebagai disiplin ilmu yang mempelajari domain makanan dan nutrisi menggunakan teknologi omics canggih, seperti genomik, transkriptomik, proteomik, dan metabolomik. Metodologi ini semakin banyak digunakan untuk investigasi kontaminan dan toksisitas makanan; profil senyawa aktif, keaslian, biomarker yang terkait dengan kualitas makanan dan efek pada kesehatan manusia; dan pengembangan pangan fungsional dan pangan transgenik, dll

    Di sisi lain, mikroorganisme memiliki efek menguntungkan dan merugikan pada makanan. Misalnya, mikroorganisme saprofit dapat menyebabkan pembusukan makanan, dan mikroorganisme patogen dapat menyebabkan infeksi atau intoksikasi. Sebaliknya, mikroorganisme “baik” sangat penting dalam makanan fermentasi, seperti Saccharomyces cerevisiae, bakteri asam laktat, dan Acetobacterium balch. Istilah mikrobiologi pangan menitikberatkan pada semua aspek mikroorganisme pangan, dan telah diintegrasikan ke dalam ilmu pangan sebagai komponen penting. Kajian mikrobiologi pangan meliputi deteksi mikroba pangan, identifikasi, karakteristik pertumbuhan, kuantisasi, pencegahan dan modifikasi

    Aplikasi Foodomics pada Mikrobiologi Pangan

    Foodomics muncul sebagai ilmu baru dengan meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap keamanan, kualitas dan gizi pangan.

    1. Penilaian keamanan pangan

    Keamanan pangan merupakan isu krusial dalam ilmu pangan, yang mempelajari pemanenan, penanganan, dan penyimpanan pangan, dengan tujuan untuk mencegah penyakit bawaan makanan. Karena komponen makanan modern beragam, dan potensi bahan berbahaya dalam makanan mungkin sangat berbeda, metode tradisional tidak memadai untuk mendeteksi semua kontaminan dan hal-hal yang tidak aman dalam makanan. Dalam domain mikrobiologi, patogen bawaan makanan, sebagian besar bakteri dan jamur, dapat mencemari makanan pada semua tahap proses mulai dari produksi makanan hingga konsumsi. Lebih buruk lagi, beberapa mikroba bisa tahan terhadap inaktivasi, dan bertahan dari perlakuan kasar selama pemrosesan makanan.

    Metodologi foodomic menawarkan alat yang canggih untuk mengatasi masalah keamanan pangan mikroba. Misalnya, whole-genome sequencing (WGS) yang terkait dengan sifat fleksibel dari teknologi NGS telah menututpi beberapa kekurangan dalam metode saat ini untuk subtipe (seperti pulsed-field gel electrophoresis (PFGE) dan analisis berulang tandem nomor variabel banyak lokus. (MLVA)), memungkinkan untuk meningkatkan deteksi wabah bakteri bawaan makanan. WGS memberikan peningkatan kekuatan diskriminatif atas PFGE atau MLVA pada berbagai mikroba, termasuk bakteri patogen klonal tinggi (seperti Bacillus anthracis dan Yersinia pestis, subtipe spesifik dalam spesies patogen tertentu (seperti B. anthracis, Escherichia coli, Shigella spp dan Salmonella serovars dan virus dan parasit bawaan makanan.

    1. Regulasi kendali mutu pangan

    Pengendalian mutu (QC) pangan mengacu pada pengendalian keaslian, asal usul, sifat, komposisi, dan keamanan yang melibatkan semua tahapan produksi pangan. Terutama, keaslian dan asal makanan fermentasi menentukan kelezatannya, nilai gizi, khasiat obatnya. Selain itu, proses fermentasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rasa, rasa dan nutrisi makanan fermentasi. Oleh karena itu, QC memainkan peran yang sangat penting dalam makanan fermentasi. Namun, metode QC tradisional dalam analisis makanan seperti deteksi yang ditargetkan tidak cukup mampu memantau dan menilai bahan mentah dan pemrosesan makanan yang difermentasi untuk memastikan kualitas makanan.

    Baru-baru ini, foodomics telah memfasilitasi penelitian sistematis tentang QC dalam fermentasi, seperti identifikasi cepat asal mula makanan mikroba, dan pemantauan prosedur fermentasi. Genomik telah menyumbangkan wawasan berharga dalam penentuan gen yang terkait dengan sifat produksi makanan yang difermentasi.

    Pustaka: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0165993617300432

    Uncategorized

    foodomics, keamanan pangan, mikrobiologi pangan, mutu pangan

  • Konseptualisasi Kepribadian

    Sep 20th 2020

    By: nurhidayat

    No comments

    The Five Factor Model (FFM) kepribadian telah memandu penelitian dan pembangunan teori selama hampir tiga dekade. FFM, juga dikenal sebagai model Lima Besar, berpendapat bahwa konstruksi kepribadian mencakup Kecenderungan Dasar atau ciri-ciri yang berbasis biologis, serta Adaptasi Karakteristik yang dihasilkan dari interaksi dinamis antara Kecenderungan Dasar dan pengalaman. Kombinasi Kecenderungan Dasar dan Adaptasi Karakteristik, memunculkan fenotipe kepribadian yang kita amati dan secara langsung berdampak pada konsep diri individu dan biografi objektif. Teori tersebut mendalilkan bahwa ada lima kecenderungan dasar kepribadian: Neuroticism, Extraversion, Agreeableness, Openness, dan Conscientiousness.

    Neuroticism mencerminkan ketidakstabilan emosi, dan kecenderungan untuk menampilkan perilaku yang berkaitan dengan emosi negatif, seperti kecemasan, ketegangan, dan kesedihan.

    Extraversion mengacu pada keinginan yang tinggi untuk mendekati dan terlibat dengan dunia sosial dan material, dan itu mencakup sifat-sifat sosial, emosionalitas positif, dan ketegasan.

    Agreeableness mencerminkan orientasi dan keramahan prososial yang mencakup perilaku altruisme dan kepercayaan.

    Openness mencakup dimensi orisinalitas, perseptiveness, dan intelek yang dengannya individu mengalami kehidupan.

    Conscientiousness mengacu pada kecenderungan untuk mengendalikan impuls sesuai dengan tatanan sosial, termasuk perilaku berorientasi tugas seperti perencanaan, pengorganisasian, serta mengikuti norma atau aturan.

    Dalam beberapa hal, konseptualisasi kepribadian ini sangat selaras dengan konseptualisasi tipikal temperamen masa kanak-kanak. Misalnya, ciri-ciri kepribadian telah didefinisikan sebagai “disposisi endogen yang mengikuti jalur perkembangan intrinsik yang pada dasarnya tidak bergantung pada pengaruh lingkungan”.

    Istilah “endogen” menunjukkan bahwa sifat-sifat ini berdasarkan biologis dan muncul lebih awal, seperti temperamen. Faktanya, McCrae et al. (2000) berpendapat bahwa berdasarkan studi genetik perilaku dan heritabilitas kepribadian, kita dapat menyimpulkan bahwa ciri-ciri kepribadian memiliki komponen genetik yang besar dan bahwa lingkungan bersama masa kanak-kanak (misalnya, orang tua angkat dan saudara kandung) memiliki sedikit atau tidak ada pengaruh pada kepribadian orang dewasa.

    Anda setuju dengan hal ini?

    apa komentar anda?

    Pustaka:

    John, O. P., Naumann, L. P., & Soto, C. J. (2008). The Big Five trait taxonomy: History, measurement, and theoretical perspectives. In O. P. John, R. W. Robin, & L. A. Pervin (Eds.). Handbook of Personality: Theory and research (pp. 114–158). (3rd ed.). New York, NY: Guilford Press

    McCrae, R. R., Costa, P. T., Jr., Ostendorf, F., Angleitner, A., Hřebíčková, M., Avia, M. D., Saunders, P. R. (2000). Nature over nurture: Temperament, personality, and life span development. Journal of  personality and Social Psychology, 78, 173. DOI https://doi.org/1O.1037//O022-3514.7S.1.173.

     

    kepribadian

    etika, Five factor model, kepribadian, psikologi

  • Mikotoksin pada Beras

    Sep 8th 2020

    By: nurhidayat

    No comments

    Beras (Oryza sativa L.) merupakan sumber protein, energi, serat, mineral, dan senyawa bioaktif penting di beberapa negara di dunia. Di seluruh dunia, lebih dari 769,9 juta ton diproduksi, di mana 80% di antaranya ditujukan untuk konsumsi manusia. Hampir semua padi ditanam dengan sistem irigasi di daerah dengan suhu dan kelembabapan relative tinggi. Kondisi ini optimal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan jamur, yang kemudian dibawa ke gudang bersama padi. Aspergillus, Penicillium, dan Fusarium adalah jamur penyebab utama kerugian dalam sereal yang disimpan. Mereka menghasilkan mikotoksin seperti aflatoksin (AFs), deoxynivalenol (DON), ochratoxin A (OTA), dan zearalenone (ZEN).

    Dekontaminasi mikotoksin dan pengurangan pertumbuhan jamur dalam makanan dapat diperoleh dengan metode fisik, kimia, dan biologi. Metode fisik meliputi penyaringan dan pemisahan, pencelupan dan pencucian, iradiasi, dan penyaringan adsorpsi. Metode kimiawi menggunakan oksidator, melibatkan basa atau asam organik, sedangkan metode biologi melibatkan proses fermentasi. Penggunaan iradiasi pada pangan telah disetujui oleh komite bersama FAO / IAEA / WHO pada tahun 1981. Namun penggunaan iradiasi pada pascapanen beras telah menunjukkan beberapa perubahan pada sifat gabah.

    Chen et al. (2015) menerapkan iradiasi γ pada beras japonica, diikuti penyimpanan selama 18 bulan. Penulis mengamati bahwa 1,0 dan 2,0 kGγ membentuk bintik-bintik hitam dan retakan, selain itu menurunkan skor bau dan akseptabilitas. Oleh karena itu, mereka menyarankan bahwa dosis iradiasi γ yang lebih rendah (hingga 0,5 kGγ) dapat menjadi perlakuan yang menjanjikan untuk meningkatkan umur simpan beras tanpa mempengaruhi sifat fisik dan kimianya, sehingga meningkatkan penerimaan sensorik.

    Secara umum gebus jamur utama yang ditemukan adalah Aspergillus sp., Penicillium sp., dan Fusarium sp., sedangkan Phomopsis sp., Dechlera sp., Pyricularia sp., Tilletia sp., dan Cladosporium sp. lebih jarang ditemukan. Pada panen segar, kontaminasi dominan berasal dari genus Penicillium sp. dan Fusarium sp., namun setelah penyimpanan, tanpa perlakuan UV-C, kontaminan yang lebih tinggi adalah genus Aspergillus sp., dengan 9, 86, dan 53 butir terkontaminasi untuk setiap 100 butir, yang merupakan peningkatan 200 %, 856%, dan 71% masing-masing untuk beras coklat, hitam, dan merah. Perlakuan UV-C 1 jam mengurangi koloni jamur masing-masing sebesar 22% dan 79% pada beras hitam dan merah; namun, peningkatan 26% diamati pada beras coklat. Potensi germisidal radiasi UV-C dikaitkan dengan efek merusak pada transkripsi dan replikasi DNA jamur, yang mengurangi perkecambahan dan virulensi spora.

    sumber: https://doi.org/10.1016/j.foodchem.2020.127810

    Uncategorized

    beras, iradiasi, jamur, mikotoksin

  • Beda antara Virgin Coconut Oils (VCO) dan Minyak kelapa lainnya dari sisi komposisi asam lemaknya

    Jun 29th 2020

    By: nurhidayat

    1 comment

    VCO menjadi terkenal setelah adanya pernyataan khasiat dari beberapa sumber sehingga harganya menjadi jauh lebih tinggi dibandingkan dengan minyak kelapa yang berasal dari sumber yang sama. VCO dibuat dari santan kelapa sehingga kandungannya tentu tidak berbeda jauh dengan sumbernya. jika kemudian komposisinya berbeda dengan minyak goreng dari kelapa, hal ini lebih disebabkan perbedaan proses pembuatannya.

    berikut beberapa macam proses pembuatan atau ekstraksi minyak dari buah kelapa.

    1. Minyak kopra (CO): daging buah kelapa dikeringkan dengan oven atau sinar matahari, kemudian minyaknya diambil dengan cara pengepresan.
    2. minyak testa (CTO): diproses dengan ekstraksi menggunakan pelarut isopropyl alcohol. CTO diperoleh menggunakan suhu 60 C selama 3 jam. Perbandingan antara substrat dengan solven adalah 1 : 4. minyak yang diperoleh jarang atau tidak direkomendasikan untuk kepentingan pangan.
    3. VCO
      1. ekstraksi dingin (C-VCO): ekstraksi dingin artinya tanpa pemanasan, santan kelapa didinginkan pada suhu 2 0 8 C semalam dan minyak yang diperoleh dipisahkan dengan cara sentrifugasi, disaring dan disimpan. ini merupakan cara yang paling sederhana dan murah, jika tidak ada sentrifugasi cukup dengan pemisahan biasa.
      2. ekstraksi panas (H-VCO): santan dipanaskan pada suhu 100 C sekitar 1 jam atau sampai minyak dapat dipisahkan. minyak yang terbentuk dipisahkan. pemasan membantu membebaskan ikatan asam fenolat pada minyak dan juga meningkatkan hasil. minyak yang dihasikan sering digunakan untuk mengobati sakit kulit pada anak-anak dengan cara dioleskan
      3. Fermentasi (F-VCO): cara fermentasi dapat dilakukan dengan fermentasi alami ataupun terkendali. apda fermentasi alami santan disimpan selama 1 – 2 hari apda suhu kamar atau pada suhu 45 C untuk fermentasi dan lapisan minyak yang diperoleh diambil. cara lain dapat dilakukan dengan menambahkan ragi tape. untuk fermentasi yg terkendali umumnya menggunakan Saccharomyces cerevisiae dan Lactobacillus plantarum.
      4. Enzimatik (E-VCO): enzim digunakan untuk memisahkan minyak dan air. enzim yang digunakan merupakan campuran alfa amilase yang akan merombah karbohidrat, protease yang meemcah protein sehingga minyak akan terpisahkan, poligalaktirinase dan selulase untuk merusak dinding sel.

    Bagaimana komposisi asam lemak VCO dibandingkan minyak kopra?

    VCO kaya akan asam lemak seperti  asam kaprota 0,6% kopra (-), asam kaprilat (C8) 0,8% (kopra 9,6%), asam kaprat (C10) 6,4% (kopra 6,4%), asam laurat 48% (kopra 51,55), asam miristat 17,6% (kopra 19,1%), asam palmitate  8,4% (kopra 6,9%), asam stearate 2,5% (kopra 1,15), asam linoleate 6,5 % (kopra 4,3%), asam linolenat 1,5 % (kopra 1,1%) (sumber: Trends in Food Science & Technology 80 (2018) 1–7).

    Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa asam laurat mampu menghambat pertumbuhan bakteri, begitu juga dengan asam kaprat dan asam kaprilat. VCO mampu merusak dinding sel bakteri sehingga membuat lubang-lubang pada permukaan sel.

     

     

    Uncategorized

    kelapa, komposisi, lemak, minyak, VCO

  • Listeria, hantu pada makanan kita?

    Jun 27th 2020

    By: nurhidayat

    No comments

    Gegara informasi pada sebuah webinar, masyakarat dihebohkan oleh adanya berita di media online, bahkan dalam berita tesebut juga disebutkan makanan yang sudah terkontaminasi harus dimusnahkan karena selain dapat menyebabkan sakit juga dapat menjadi sumber kontaminasi silang, bahkan ada yang menyebutkan lemari es harus dibersihkan jika didalamnya ada jamur Enoki khawatir semua ikut tercemari Listeria. disebutkan pula bakteri ini mampu bertahan lama pada suhu dingin. sebegitu menakutkankah Lisiteria ini? toh ternyata kasusnya berakhir dengan cepat. apa itu Listeria dan listeriosis? ada di produk apa saja? apakah hanya pada jamur Enoki? Bagaimana Mengatasinya?
    Listeria monocytogenes bersama-sama dengan Escherichia coli O157:H7 dan Salmonella enterica dimasukkan dalam bakteri pathogen yang masuk bersama-sama dengan makanan dan menjadi perhatian yang serius dalam keamanan pangan. Bakteri ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan dalam jangka panjang dikarenakan kemampuannya untuk hidup dalam usus manusia. bakteri ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan ringan ataupun infeksi yang parah pada aliran darah dan/atau system saraf pusat hingga mengakibatkan keguguran pada wanita hamil, tergantung dari daya tahan penderita. Tingkat kematian akibat listeriosis ini berkisar antara 20 – 30 %.
    L. monocytogenes ini bersifat psikrotrofik artinya bakteri ini suka hidup pada suhu dingin. Jadi sebenarnya bakteri ini tidak cocok hidup di Indonesia. Masalahnya, gaya hidup kita menjadikan bakteri ini juga dapat tumbuh di Indonesia, karena kini hampir setiap rumah tangga memiliki lemari es dan produk-produk makanan segar di supermarket dijual pada lemari pendingin yang sebagian merupakana makanan impor dari negara bermusim dingin. bakteri ini masih mampu berkembang biak pada suhu di bawah 0 C dengan pH 4,6 sampai dengan 9,5 dan kelembapan 92%. Pada industri makanan olahan (terutaman di negara-negara yang mengalami musim dingin) bakteri ini dapat dijumpai di lantai dan perlatanan pengolahan sedangkan di Indonesia dapat dijumpai pada kamar-kamar pendingin (pada industri yang tidak menerapkan sanitasi dengan baik).
    Produk-produk atau bahan segar apa yang umumnya terkontaminasi oleh Listeria?
    Listeria dapat dijumpai hampir pada semua produk sayur dan daging. Selain pada jamur seperti yang diberitakan, bakteri ini juga dapat dijumpai pada wortel, selada, tomat, jus lemon, buah yang telah dikupas, pada daging sapi, karkas babi, pengolahan keju, makanan siap saji, ice cream, susu dan olahannya, rumah pemotongan ayam, sosis, produk olahan daging, dan sebagianya. jadi hampir semua produk makanan dapat terkontaminasi terutama yang disimpan pada suhu dingin.
    Makanan yang terkontaminasi oleh Listeria kemudian kita konsumsi, maka bakteri ini akan tumbuh dalam tubuh kita dan melakukan infeksi pada sel-sel kita yang menjadi tergetnya. Untuk dapat masuk ke dalam sel, bakteri harus memiliki kemampuan khusu agar tidak dicerna (fagositosis) oleh sel kita karean dianggap sebagai bahan asing. Di dalam sel, tentunya pola pertumbuhan mereka akan berbeda dengan ketika berada di luar sel. Untuk dapat hidup di dalam sel, bakteri ini mengembangkan strategi dengan melakukan interkasi dengan organel inangnya dan mengganggu fungsinya. bakteri ini mampu melakukan perkembangbiakan di dalam sel dan melewati epitel pelindung tubuh manusia sehingga menyebabkan sakit dan gangguan system imun.
    Bagaimana mengatasi adanya Listeria? apakah setiap bahan yang terkontaminasi harus dibuang dan dimusnahkan? dibuang kemana? Jangan-jangan akibat membuang secara sembarangan bahan yang terkontaminasi justru akan menyebarkan keberadaan bakteri ini.
    Beberapa cara telah dikembangkan untuk menangani atau mengurangi atau menghilangkan keberadaan bakteri ini pada bahan makanan dan olahannya. Cara-cara ini umumnya dilakukan pada saat pengolahan. beberapa asam organic dapat digunakan sebagai pengendali bakteri ini juga penggunaan ozon., penggunaan energy listrik, dan beberapa temuan baru telah dikembangkan untuk menangangi keberadaan bakteri ini. karena beberapa bahan yang dikontaminasi bakteri ini tidak tahan suhu tinggi seperti daging segar, susu, buah dan sayuran, maka selain cara sterilisasi juga dikembangkan cara-cara inaktivasi misalnya dengan ultrasonic, microwave dan sebagainya.
    Untuk beberapa perusahaan/unit pengolahan yang terkait dengan makanan maka direkomendasikan
    1. Sebelum proses pengolahan, permukaan bahan didisinfeksi dengan senyawa yang diijinkan dan konsentrasi tidak boleh kurang dari yang dipersyaratkan.
    2. Guna menghidarkan produk dari kontaminan maka penyimpanan dilakukan apda kondisi dingin dan kering, artinya gunakan air seminimal mungkin. air hanya digunakan atau ada di area produksi di daerah-daerah tertentu dan segera dibersihkan dan kering kembali. Tempat pemotongan daging perlu mendapat perhatian karena sering adanya darah dan kelembapan. Saat pergantian shift kerja, maka tempat produksi harus sudah bersih dan kering, termasuk lantai dan peralatan yang digunakan.
    3. perhatikan kebersihan pakaian karyawan dan kesehatannya.

    Jadi pada dasarnya, penangana Listeria tidak sesulit virus dan telah dikembangkan banyak metode. kalau ada produk yang terkontaminasi, kemungkinan ada kesalahan pada proses produksi dan umumnya tidak menyebar kemana-mana selama kita tidak menyebarkannya. cukup direbus untuk mematikan bakterinya, bukan malah dibuang tanpa mematikannya, karena bakteri ini tidak membentuk spora sehingga dapat dimatikan dengan memanasan yang cukup
    Nur Hidayat
    Dosen Mikrobiologi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang

    Uncategorized

    bakteri, enoki, jamur, kontaminan, listeria, listeriosis

  • Bioetanol dari mikroalgae

    Nov 7th 2018

    By: nurhidayat

    5 comments

    Bioetanol kini menjadi energy alternative yang dilirk setelah ketersediaan minyak bumi semakin menipis. Bioethanol yang diproduksi juga mulai dipikirkan tentang bahan baku yang digunakan agar tidak mengganggu ketersediaan pangan. Berdasarkan bahan bakunya bioethanol dikelompokkan dalam beberapa generasi. Generasi pertama adalah penggunaan sumber-sumber pangan seperti jagung, gandum, tebu dan sebagainya. Generasi pertama ini menimbulkan perdebatan terkait dengan persediaan pangan dan ketahanan pangan disamping orang masih memandang kecukupan ketersediaan minyak bumi. Generasi kedua adalah mulai digunakannya limbah berlignoselulosa. Keterbatasan generasi ini adalah sulitnya merombak lignoselulosa menjadi gula yang siap difermentasi. Harga enzim yang mahal menjadi kendala. Generasi ketiga adalah menggunakan microalgae. Penggunaan microalgae dianggap tidak berkompetisi dengan pangan. Mikroalgae adalah algae mikroskopik atau mikroorganisme uniselular fotosintetik yang umum ditemukan di lingkungan beraiaran baik laut ataupun air tawar. Keunggulan microalgae dibandingkan dengan tanaman adalah rendahnya kadar lignin pada microalgae. Kandungan karbohidrat pada microalgae bervariasi dari 10 sampai dengan 47 %. Berdasar berat kering.
    Tahap yang cukup penting dalam produksi bioethanol dari microalgae adalah “pretreatment” yaitu memecah karbohidrat menjadi gula yang akan dfermentasi menjadi etanol. Metode yang sering digunakan dalam pretreatment adalah secara kimia, enzimatis ataupun mekanis. Cara kimia misalnya hidrolisis dengan asam, basa, ammonia atau CO2. Cara enzimatis umumnya menggunakan enzim amilase dan amiloglukosidase dengan suhu sekitar 70 – 900C. cara mekanis misalnya dengan High pressure, homogenization, ultrasonic, ataupun kombinasi treatment.
    Proses fermentasi merupakan proses inti dalam produksi bioethanol. Mikroorganisme yang sering digunakan adalah khamir dari spesies Saccharomyces cerevisiae. Selain itu beberapa khamir yang juga digunakan adalah Brettanomyces custersainus, Pichia stipitis, dan Klebsiella oxytoca. Bakteri juga dapat digunakan untuk produksi bioethanol diantaranya adalah Escherichia coli, Klebsiella oxytoca dan Zymomonas mobilis.
    Tahap berikutnya adalah pemurnian etanol dari air sehingga mencapai konsentrasi 99,99%.

    Uncategorized

    alkohol, bakteri, bioetanol, fermentasi, khamir, mikroalgae, pemurnian, pretreatment

  • mencegah kanker dengan susu fermentasi

    Oct 31st 2018

    By: nurhidayat

    2 comments

    nur hidayat
    Susu fermentasi kini banyak dikonsumsi orang sebagai pengganti susu segar. Hal ini disebabkan adanya citarasa yang lebih enak dibandingkan dengan susu segar dan adanya berbagai informasi yang menunjukkan bahwa susu fermentasi memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan susu segar. Susu fermentasi diketahui mampu digunakan untuk mencegah tekanan darah tinggi karena adanya biopeptida yang dapat menghambat kerja enzim ACE yang dhasilkan oleh paru-paru.
    Susu fermentasi umumnya menggunakan mikroorganisme bakteri Lactobacillus sp yang sebagian besar merupakan organisme prpbiotik yaitu organisme yang memberikan manfaat bagi tubuh dan dapat meningkatkan system imum. Bakteri Lactobacillus juga dapat menjadikan susu fermentasi misalnya yogurt memiliki aktivitas sebagai antikanker.
    Salah satu senyawa yang dianggap dapat berperan sebagai antikanker aadalah asam lemak tidak jenuh misalnya asam linoleate terkonjugasi (ALT) atau dalam Bahasa ilmiahnya disebut dengan asam oktadekadienoat (C18:2). ALT umum terdapat dalam produk susu karena dihasilkan oleh jalur biohidrogenasi pada perut sapi akibat aktivitas bakteri rumen. Namun demikian, julah ALT dalam susu relative rendah. Oleh sebab itu perlu dilakukan peningkatan kandungan ALT pada susu. Cara yang pertama adalah pengaturan pakan dan cara yang kedua adalah perlakuan pada susu yang dihasilkan.
    Beberapa bakteri Lactobacillus diketahui mampu menghasilkan ALT diantaranya adalah L. acidophilus, L. casei, L. plantarum dan L. lactis. Lactobacillus lactis merupakan spesies yang mampu menghasilkan ALT paling tinggi.

    Uncategorized

    asam linoleat terkonjugasi, fermentasi, kanker, lactobacillus, susu

    • 1
    • 2
    • 3
    • …
    • 23
    • >
  • artikel

    • Evaluation of two-stage biological treatment with attached filter media
    • Influence of powdered Moringa oleifera seeds
    • Optimasi Produksi Jamur Tiram Abu-abu
    • Optimization of Polyhydroxyalkanoates (PHA) Production
    • Pembuatan Asam Asetat dari Air Kelapa Secara Fermentasi Kontinyu
    • Physical properties characterization of fuel briquette
    • The characteristic of agarose extraction from dimethyl sulfide and isopropanol
  • Blogroll

    • Jurusan TIP – UB
    • Laras Biologi
    • Mikrobiologi Malang
    • my orcid
    • Pengembangan Produk
    • PERMI
    • PS Doktor TIP
    • Scholar google ku
    • Sinta-ku
    • tasyakuran S2 TIP
    • Tri Dewanti
    • Tunggul Sutan H
    • Wayan Sukerta
  • buku

    • Bioindustri
    • Bioproses Limbah cair
    • Innovation and Small Business – Volume 1
    • membuat Pewarna Alami
    • Mikologi Industri
    • Mikrobiologi Industri Pertanian
    • Mikroorganisme dan pemanfaatannya
    • pulp bleaching
    • The Edible Mushroom
  • Conference

    • International Conference on Food, Agriculture, & Culinary Tourism
  • dosen TIP

    • Mas'ud Effendi
    • Nimas Mayang S
    • Nurlaila
    • Sri Suhartini
    • Wike Dania
  • islam

    • Kajian Islam
    • Keseharian Muslim
    • Malu sbg Perisai diri
    • my orcid
  • journals

    • Biodegradation of lipid and detergent
    • Industria
    • International Journal of Research and Reviews in Applied Sciences
    • Journal of food and life sciences
    • Jurnal Mikrobiologi
    • Mathematical modelling of the composting process: A review
    • Membuat Arang briket dari limbah
    • Open Journal
    • Optimization of Hydraulic Retention Time (HRT)
    • Performa (Jurnal Teknik Industri
    • PHA production
    • Produksi bersih UMKM
    • Serat Daun Tanaman Sansevieria
  • Kuliah

    • Limbah perkebunan 01
    • Pemanfaatan Limbah
    • pengomposan
  • LSIH

    • Kuswanto
    • Lab Sentral Ilmu Hayati UB
    • Masdiana Padaga
  • Majalah

    • Kulinologi Indonesia
    • Potensi Ganyong
  • manajemen lingkungan

    • Kompos
    • Strategi manajemen limbah padat
    • UUPLH
  • Rekayasa Proses

    • Mikroorganisme dalam proses produksi
    • Perbaikan produksi mikrobia
    • Rekayasa Input dalam proses Mikrobial
    • Rekayasa Proses Mikrobial
  • seminar Nasional

    • seminar Internasional Mikrobiologi 2014
  • video

    • Open Journal
    • Profil SMAN 6 Yogyakarta
  • online dan Pengunjung per 1-2-12

    Website counter
  • researchgate

    Nur Hidayat

  • artikel

    • Evaluation of two-stage biological treatment with attached filter media
    • Influence of powdered Moringa oleifera seeds
    • Optimasi Produksi Jamur Tiram Abu-abu
    • Optimization of Polyhydroxyalkanoates (PHA) Production
    • Pembuatan Asam Asetat dari Air Kelapa Secara Fermentasi Kontinyu
    • Physical properties characterization of fuel briquette
    • The characteristic of agarose extraction from dimethyl sulfide and isopropanol
  • Blogroll

    • Jurusan TIP – UB
    • Laras Biologi
    • Mikrobiologi Malang
    • my orcid
    • Pengembangan Produk
    • PERMI
    • PS Doktor TIP
    • Scholar google ku
    • Sinta-ku
    • tasyakuran S2 TIP
    • Tri Dewanti
    • Tunggul Sutan H
    • Wayan Sukerta
  • buku

    • Bioindustri
    • Bioproses Limbah cair
    • Innovation and Small Business – Volume 1
    • membuat Pewarna Alami
    • Mikologi Industri
    • Mikrobiologi Industri Pertanian
    • Mikroorganisme dan pemanfaatannya
    • pulp bleaching
    • The Edible Mushroom
  • Conference

    • International Conference on Food, Agriculture, & Culinary Tourism
  • dosen TIP

    • Mas'ud Effendi
    • Nimas Mayang S
    • Nurlaila
    • Sri Suhartini
    • Wike Dania
  • islam

    • Kajian Islam
    • Keseharian Muslim
    • Malu sbg Perisai diri
    • my orcid
  • journals

    • Biodegradation of lipid and detergent
    • Industria
    • International Journal of Research and Reviews in Applied Sciences
    • Journal of food and life sciences
    • Jurnal Mikrobiologi
    • Mathematical modelling of the composting process: A review
    • Membuat Arang briket dari limbah
    • Open Journal
    • Optimization of Hydraulic Retention Time (HRT)
    • Performa (Jurnal Teknik Industri
    • PHA production
    • Produksi bersih UMKM
    • Serat Daun Tanaman Sansevieria
  • Kuliah

    • Limbah perkebunan 01
    • Pemanfaatan Limbah
    • pengomposan
  • LSIH

    • Kuswanto
    • Lab Sentral Ilmu Hayati UB
    • Masdiana Padaga
  • Majalah

    • Kulinologi Indonesia
    • Potensi Ganyong
  • manajemen lingkungan

    • Kompos
    • Strategi manajemen limbah padat
    • UUPLH
  • Rekayasa Proses

    • Mikroorganisme dalam proses produksi
    • Perbaikan produksi mikrobia
    • Rekayasa Input dalam proses Mikrobial
    • Rekayasa Proses Mikrobial
  • seminar Nasional

    • seminar Internasional Mikrobiologi 2014
  • video

    • Open Journal
    • Profil SMAN 6 Yogyakarta
  • online

  • Recent Comments

    • nurhidayat on Tahapan Proses Pembuatan Tempe
    • nurhidayat on Bioetanol dari mikroalgae
    • nurhidayat on Keistimewaan kalender jawa, kapan tanggal lahir anda menurut kalender Jawa?
    • nurhidayat on Keistimewaan kalender jawa, kapan tanggal lahir anda menurut kalender Jawa?
    • nurhidayat on Keistimewaan kalender jawa, kapan tanggal lahir anda menurut kalender Jawa?
  • Archives

    • October 2020 (1)
    • September 2020 (5)
    • June 2020 (2)
    • November 2018 (1)
    • October 2018 (2)
    • May 2018 (1)
    • April 2018 (2)
    • March 2018 (1)
    • February 2018 (1)
    • September 2017 (1)
    • February 2016 (2)
    • September 2015 (1)
    • April 2015 (1)
    • March 2015 (1)
    • February 2015 (1)
    • March 2014 (2)
    • November 2013 (1)
    • October 2013 (2)
    • September 2013 (1)
    • August 2013 (2)
    • July 2013 (1)
    • June 2013 (1)
    • May 2013 (1)
    • April 2013 (5)
    • March 2013 (1)
    • February 2013 (1)
    • January 2013 (2)
    • December 2012 (3)
    • November 2012 (5)
    • October 2012 (1)
    • September 2012 (1)
    • August 2012 (1)
    • July 2012 (3)
    • June 2012 (2)
    • May 2012 (5)
    • April 2012 (4)
    • March 2012 (1)
    • February 2012 (2)
    • January 2012 (14)
    • December 2011 (4)
    • November 2011 (5)
    • October 2011 (1)
    • September 2011 (3)
    • August 2011 (4)
    • July 2011 (2)
    • June 2011 (1)
    • April 2011 (1)
    • March 2011 (2)
    • February 2011 (1)
    • January 2011 (1)
    • December 2010 (2)
    • November 2010 (3)
    • October 2010 (2)
    • September 2010 (1)
    • August 2010 (3)
    • July 2010 (4)
    • June 2010 (2)
    • May 2010 (3)
    • April 2010 (7)
    • March 2010 (7)
    • February 2010 (4)
    • January 2010 (5)
    • December 2009 (4)
    • November 2009 (6)
    • October 2009 (9)
    • September 2009 (7)
    • August 2009 (7)
    • July 2009 (4)
    • June 2009 (6)
    • May 2009 (7)
    • April 2009 (6)
    • March 2009 (8)
    • February 2009 (10)
  • March 2021
    M T W T F S S
    « Oct    
    1234567
    891011121314
    15161718192021
    22232425262728
    293031  
  • Members

    Newest | Active
    • Dany Primanita Kartikasari
      Never active
    • Sugeng Rianto
      active 3 days, 21 hours ago
    • Mas'ud Effendi
      active 6 days, 6 hours ago
    • admin
      active 1 year, 7 months ago
    • Edy Santoso
      active 2 weeks, 1 day ago
  • RSS pertanyaan ke publikasiku

    • Comment on Tahapan Proses Pembuatan Tempe by nurhidayat October 6, 2020
      dpt
    • Comment on Bioetanol dari mikroalgae by nurhidayat October 2, 2020
      boleh silahkan
    • Comment on Keistimewaan kalender jawa, kapan tanggal lahir anda menurut kalender Jawa? by nurhidayat October 2, 2020
      Senin Kliwon, 15 Desember 1941; 25 Dulkangidah 1872 Tahun BE Windu ADI; 26 Zulkaidah 1360H
  • Categories

    • abstrak
    • Acetobacter
    • Activity
    • AMDAL
    • anak
    • analisis
    • angkak
    • asam asetat
    • aspergillus
    • bahasa
    • bakteri
    • batik
    • biaya produksi
    • biosurfaktan
    • bioteknologi
    • buku
    • deterjen
    • energi
    • enzim
    • etanol
    • etika
    • fermentasi
    • flavanoid
    • food
    • ganyong
    • hadits
    • Hidayah
    • hidrogen
    • ibadah
    • ikan
    • islam
    • ismerisasi
    • ISO
    • isolasi
    • jagung
    • jamur
    • jamur tiram
    • jawa
    • jeruk
    • journals
    • Jurusan
    • karoten
    • kedelai
    • kefir
    • kelor
    • kemahasiswaan
    • kepribadian
    • kesehatan
    • khamir
    • klasifikasi
    • Kombucha
    • kopi
    • kurikulum
    • Laboratorium
    • lecture
    • lerak
    • limbah
    • lingkungan hidup
    • lipase
    • mangga
    • manual Mutu
    • merapi
    • metode
    • mie
    • mikrobia
    • mikrobiologi
    • minyak
    • nata
    • nutrisi
    • patpi
    • pelatihan
    • pemasaran
    • peraturan
    • pisang
    • PKM
    • prebiotik
    • probiotic
    • produksi bersih
    • puisi
    • pupuk
    • qurban
    • ramadhan
    • renungan
    • rhodococcus
    • rokok
    • roti
    • sabar
    • sastra
    • seminar
    • singkong
    • skripsi
    • sofware
    • SSC
    • susu
    • syawal
    • syukur
    • tahu
    • tape
    • tapioca
    • teh
    • tempe
    • transportasi
    • Uncategorized
    • virus
    • workshop

© Copyright Teknologi Industri Pertanian. All rights reserved.

Theme designed by Nischal Maniar