Nur Hidayat
Saat ini kita telah memasuki minggu-minggu akhir bulan Ramadhan. Puasa Ramadhan diwajibkan bagi orang-orang yang beriman agar mereka bertaqwa (QS Al Baqarah 183). Kini yang menjai pertanyaan bagi kita adalah apakah benar puasa Ramadhan ini menjadikan kita bertaqwa. Kita memang tidak tahu. Namun kita dapat mengukur apa yang akan kita lakukan setelah Ramadhan meninggalkan kita.
Selama Ramadhan ada kegiatan-kegiatan yang rutin kita lakukan yaitu:
• berpuasa itu sendiri,
• rajin berjamaah ke masjid, dan
• shalat malam (taraweh).
Jika kita memang menjadi taqwa karena puasa wajib kita tentunya apa yang telah kita lakukan selama bulan Ramadhan tidak kita tinggalkan begitu saja. Beberapa hal yang dapat kita lakukan pasca Ramadhan sebagai buah taqwa adalah:

 

  1. Melaksanakan puasa sunat. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW: “Barangsiapa berpuasa Ramadhan (penuh) lalu diikuti dengan puasa enam hari dalam bulan Syawal maka dia seperti berpuasa seumur hidup (ada juga yang setahun)” (HR Muslim. Hadits ini menunjukkan bahwa Allah memberikan tambahan pahala bagi yang bertaqwa dengan melakukan puasa sunat selagi perut masih terbiasa dengan rasa lapar disiang hari. Dengan puasa 6 hari dibulan Syawal kita tidakserta merta merombak sistem pencernaan kita dari biasa kosong menjadi selalu terisi.Hal ini juga diajarkan Rasulullah SAW bahwa sebelum Ramadhan kita juga disunahkan berpuasa namun tidak boleh sehari menjelang puasa wajib kecuali bagi yang biasa puasa sunat sedang untuk sehabis puasa Ramadhan maka haram berpuasa pada tanggal 1 Syawal. Sanggupkah kita lakukan puasa Syawal di tengah godaan nafsu perut dengan dalih ini hari raya?
  2. Berjamaah di masjid. Selama Ramadhan kita diberi kemudahan oleh Allah SWT untuk selalu datang ke masjid, setidaknya saat melaksanakan shalat taraweh, beberapa jamaah juga shalat subuh dan sebagian lagi berbuka bersama dengan mendengarkan pengajian menjelang berbuka puasa. Sehari sekali, dua kali atau tiga kali meski sebaiknya lima kali kita sudah mendatangi masjid. Kondisi ini mestinya mengingatkan kita pada sebuah hadits. Nabi SAW bertanya kepada malaikat Jibril AS “wahai Jibril, tempat manakah yang paling disenang Allah?” Jibril menjawab: “Masjid-masjid dan yang paling disenang adalah orang yang pertama masukdan yang terakhir ke luar meninggalkannya” Nabi SAW bertanya lagi: “Tempat manakah yang paling tidak disukai oleh AllahTa’ala?” Jabril menjawab: ”Pasar-pasar dan orang-orang yang paling dahulu memasukinya dan paling akhir meninggalkannya.” Jadi seorang yang bertaqwa akan suka untuk datang ke masjid bukan sekedar membangun masjid. Sanggupkan kita usai Ramadhan ikut memakmurkan masjid?
  3. Shalat malam. Selama Ramadhan setiap hari kita rajin berangkat ke masjid untuk shalat taraweh berjamaah kecuali bagi mereka yang sedang berhalangan. Rutinitas yang telah kita bangun sebulan penuh akan menjadi sia-sia ketika itu kita tinggalkan dengan alas an sudah bukan bulan Ramadhan. Menjadi taqwa bukanlah hanya dibulan Ramadhan tapi bulan Ramadhan menjadikan kita taqwa. Kebiasaan kita bangun malam untuk shaur kenapa tidak kita jadikan kebiasaan shalat malam seperti taraweh yang biasa kita lakukan? Rasulullah SAW bersabda: “shalat yang paling afdhol setelah shalat wajib adalah shalat malam”.

Saudara-saudaraku seiman, akankah kita manjadikan puasa Ramadhan hanya untuk rutinitas lapar dahaga saja tanpa menjadikan kita taqwa sehingga janji Allah yang akan mengampuni dosa-dosa kita yang telah lalu dapat kita raih? Bebarkan kita mampu meraih lailatul qadr jika setelah puasa kita tak punya niat sedikitpun melanjukan amalan-amalan rutin yang telah kita lakukan? Hanya diri kitalah yang mampu menjawabnya. Semoga Allah selalu memberikan hidayahNya pada kita semua. Amiin ya Robbal alamiin.