Baru saja tahun baru bagi umat Islam dan orang Jawa dimulai.

Umumnya malam tahun baru banyak diperingati sebagimana tahun baru mAsehi.

Jika tahun baru masehi diperingati denganpesta-pesta keduniaan karena memang disemangat cinta dunia, maka agak beda dengan tahun baru yang baru saja terjadi.

Bagi masyarakat Jawa, tahun baru umumnya diperingati denga cara yang lebih mengarah pada introspeksi diri, misalnya di Yogyakarta dengan mlaku mbisu mengelilingi benteng. di Solo dengan kirab kebo bule dan sebagainya seperti adanya wayang kulit.

kita tidak perlu mempermasalahkan apakah itu benar atau salah karena yang dilakukan memang bukan ibdah agama tapiu tradisi budaya yang lepas dari agama.

mereka melakukan juga tidak menyebut agama tertentu jadi apakah salah?

lai halnya dengan mereka yang menyatakan sebagai ibadah agama

Dalam perayaan Tahun baru Hijriah, banyak yang menyebutkan bahwa membaca do’a tahun baru adalah sunah tapi ketika ditanya dasar haditsnya tidak menjawab malah yang tanya dianggap aneh. Banyak umat islam melakukan perayaan hingga tengah malam dengan acara-acara di masjid baik ceramah atau do’a bersama.

dalam agama untuk melakukan ibadah adalah menggunakan apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya yang umumnya tertuanmg dalam hadits jika tidak terdapat dalam Al Qur’an jadi bukan sesuatu yang dibuat sendiri.

maka bagi umat Islam apakah merayakan tahun baru Hijriyah itu ibadah ataukah sekedar berdo’a seperti hari-hari yang lain berpulang pada keyakinan kita.

apakah kita menjalankan apa yang diajarkan Rasulullah ataukah kita mencontoh apa yang dilakukan masyarakat, budaya atau agama lain yang lebih menyenangkan semua kita kembalikan pada hati kita.

yang jelas Allah dan rasulNya telah memberikan petunjuk melalui Al Qur’an dan Hadits. dan islam telah sempurna tanpa tambahan-tambahan atau revisi

semoga kita dapat menjadi hamba Allah yang menjalankan syariat dengan benar.

amiin