Nur Hidayat

Banyak masyarakat yang menyukai minum teh dengan anggapan bahwa teh tidak mengandung kafein sehingga tidak membahayakan jantungnya. Benarkah demikian?banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa teh sebenarnya juga mengandung kafein.

Kandungan kafein pada teh bervariasi tergantung dari varietas ataupun klon teh yang ditanaman sebagai contoh teh klon 228, 318 dan 236 mengandung kafein 2 – 5 % sedangkan klon yang lain lebih rendah. Kafein sebenranya merupakan komponen yang penting pada teh.  The hijau mengandung kafein yang merupakan alkaloid yang dapat memiliki dampak negative bagi tubuh manusia apabila mengkonsumsinya dalam jumlah melebihi batas yang dapat ditoleransinya. Asupan kurang dari 300 mg per hari tidaklah membahayakan bagi orang dewasa tetapi mengkonsumsi kafein lebih dari 500 mg dapat mengganggu sistem syaraf dan menyebabkan vertigo.

Saat ini telah dikembangkan teknologi untuk mengurangi kandungan kopi pada teh hijau yang disebut dengan dekafeinasi. Metode yang digunakan adalah menggunakan pelarut organic, supercritical carbon IV oxide, dan air panas. Dekafeinasi juga dierapkan pada produk kopi.

Apa itu Kafein?

Kafein (1,3,7-trimethylxanthine) merupakan salah satu dari alkaloid purin yang dapat ditemukan pada lebih dari 60 spesies tanaman termasuk pada teh, kopi, kakao, cola, dan sebagainya. Kafein terakumulasi pada daun yang masih muda, buah, biji dan kotiledon. Biosintesis kafein melibatkan xanthosine à7-methylxanthosine à 7-methylxanthine à theobromine à kafein.

Pustaka

S.O. Aroyeun. 2013. Crude Fibre, Water Extracts, Total Ash, Caffeine And Moisture Contents As Diagnostic Factors In Evaluating Green Tea Quality.  Ital. J. Food Sci., vol. 25: 70 – 75.

 

Prashant Mohanpuria, Vinay Kumar, Robin Joshi, Ashu Gulati, Paramvir Singh Ahuja, and Sudesh Kumar Yadav. 2009. Caffeine Biosynthesis and Degradation in Tea [Camellia sinensis (L.) O. Kuntze] is under Developmental and Seasonal Regulation. Mol Biotechnol 43:104–111.